Bantal Hias dari Plastik
Bekas Diminati Konsumen
Metrotvnews.com,
Pangururan:Bantal hias berbahan baku plastik bekas karya perajin di
Kabupaten Samosir, Sumatra Utara, cukup diminati konsumen. Hal tersebut
terbukti dengan banyaknya permintaan dari pembeli, bahkan ada yang memesannya
dalam jumlah cukup besar.
"Sampah plastik yang biasanya menimbulkan masalah itu ternyata bisa diolah menjadi sebuah produk kerajinan oleh perajin binaan Kelompok Studi Pemberdayaan Prakarsa Masyarakat (KSPPM) Samosir, dan hasilnya cukup menggembirakan, karena sangat diminati konsumen," kata Staf KSPPM Samosir, Anggiat Sinaga di Pangururan, Sabtu (24/11).
Menurutnya, ide mengolah sampah plastik menjadi produk kerajinan bermula dari kebingungan warga melihat tumpukan sampah berserakan dan terus menggunung. Hal tersebut memunculkan gagasan untuk mendaur ulang, menjadikannya sebagai bantal hias bernilai ekonomi.
Hasil kerajinan berbahan plastik bekas dalam bentuk bantal hias itu biasanya dipasarkan dengan harga di atas Rp50.000 per buah. Peminatnya cukup banyak, terutama kaum ibu dari berbagai kalangan.
Anggiat mengaku, memang agak unik, sebab di samping mengurangi sampah dengan cara yang kreatif, manfaat lainnya dapat meningkatkan hasil pendapatan bagi kelompok pengrajin yang menggeluti bisnis industri rumah tangga tersebut.
Sementara itu, Boru Naibaho, salah seorang perajin menyebutkan, dirinya bersama sejumlah anggota kelompok lain binaan KSPPM Samosir merasa beruntung dapat mengolah sampah plastik itu menjadi barang kerajinan, sebab mereka tidak membutuhkan modal besar untuk mengumpulkan bahan baku yang banyak berserakan di berbagai tempat.
Sampah-sampah plastik itu, kata dia, mereka kumpulkan selama satu minggu sebelum diolah dengan mengguntingnya sampai halus, kemudian dirapihkan serta dibentuk menjadi bantal berhiaskan sarung bermotif indah dan menarik, hingga tidak terbayang kerajinan tersebut berasal dari plastik bekas yang disulap jadi rupiah.
"Selain bahan plastik bekas, bantal hias tersebut kami tambahkan busa, kemudian dihiasi sarung bermotif Ulos Batak, sehingga konsumen semakin tertarik untuk membeli," katanya.
Boru Simbolon (35) seorang pembeli mengaku, tadinya dia tidak menyangka bantal hias tersebut bahan bakunya berasal dari sampah plastik bekas. (Ant/Wtr4)
"Sampah plastik yang biasanya menimbulkan masalah itu ternyata bisa diolah menjadi sebuah produk kerajinan oleh perajin binaan Kelompok Studi Pemberdayaan Prakarsa Masyarakat (KSPPM) Samosir, dan hasilnya cukup menggembirakan, karena sangat diminati konsumen," kata Staf KSPPM Samosir, Anggiat Sinaga di Pangururan, Sabtu (24/11).
Menurutnya, ide mengolah sampah plastik menjadi produk kerajinan bermula dari kebingungan warga melihat tumpukan sampah berserakan dan terus menggunung. Hal tersebut memunculkan gagasan untuk mendaur ulang, menjadikannya sebagai bantal hias bernilai ekonomi.
Hasil kerajinan berbahan plastik bekas dalam bentuk bantal hias itu biasanya dipasarkan dengan harga di atas Rp50.000 per buah. Peminatnya cukup banyak, terutama kaum ibu dari berbagai kalangan.
Anggiat mengaku, memang agak unik, sebab di samping mengurangi sampah dengan cara yang kreatif, manfaat lainnya dapat meningkatkan hasil pendapatan bagi kelompok pengrajin yang menggeluti bisnis industri rumah tangga tersebut.
Sementara itu, Boru Naibaho, salah seorang perajin menyebutkan, dirinya bersama sejumlah anggota kelompok lain binaan KSPPM Samosir merasa beruntung dapat mengolah sampah plastik itu menjadi barang kerajinan, sebab mereka tidak membutuhkan modal besar untuk mengumpulkan bahan baku yang banyak berserakan di berbagai tempat.
Sampah-sampah plastik itu, kata dia, mereka kumpulkan selama satu minggu sebelum diolah dengan mengguntingnya sampai halus, kemudian dirapihkan serta dibentuk menjadi bantal berhiaskan sarung bermotif indah dan menarik, hingga tidak terbayang kerajinan tersebut berasal dari plastik bekas yang disulap jadi rupiah.
"Selain bahan plastik bekas, bantal hias tersebut kami tambahkan busa, kemudian dihiasi sarung bermotif Ulos Batak, sehingga konsumen semakin tertarik untuk membeli," katanya.
Boru Simbolon (35) seorang pembeli mengaku, tadinya dia tidak menyangka bantal hias tersebut bahan bakunya berasal dari sampah plastik bekas. (Ant/Wtr4)
Analisis :
Sampah pelastik yang menimbulkan banyak masalah dan
berserakan terus menggunung ternyata bisa diolah menjadi produk kerajinan oleh
kelompok studi pemberdayaan prakarsa masyarakat ( KSPPM ) samosir sumatera
utara dengan mendaur ulang plastic bekas ini dijadikan bantal hias bernilai
ekonomis ,disamping mengurangi sampah dengan cara yang kereatif,manfaat lain
dapat meningkat hasil pendapatan bagi sekelompok pengrajin bantal hias,bantal
hiastersebut ditambah busa dengan dihiasi sarung bermotif ulas batak sehingga
konsumen tertarik untuk membelinya, para pengrajin tersebut memasarkan seharga
Rp. 50.000 per-buah dengan peminat yang rata-rata kaum ibu dari berbagai
kalangan , peminatnya banyak untuk bantal plastic tersebut bahkan ada yang
memesan dalam jumlah besar, menurut baru naibaho anggota KSPPM merasa beruntung
karna sampah plastik yang diolahnya menjadi kerajinan sangat menjanjikan
yang tidak membutuhkan modal besar ini disulap jadi rupiah .